Dimasa lalu, rujukan peertumbuhan dikembangkan menggunakan data dari satu negara dengan mengukur contoh anak-anak yang dianggap sehat, tanpa memperhatikan cara hidup dan lingkungan mereka. Mengingat cara menghasilkan rujukan tersebut, maka rujukan tersebut tidak dapat dipakai diseluruh dunia.
World Health Organisation (WHO) telah mengembangkan standar pertumbuhan berasal dari sampel anak-anak dari enam negara, yaitu Brazil, Ghana, India, Norwegia, Oman, dan Amerika Serikat. WHO Multicentre Growth reference study (MGRS) telah dirancang untuk menyediakan data yang menggambarkan bagaimana anak-anak harus tumbuh, dengan cara memasukkan kriteria tertentu (misal: menyusui, pemeriksaan kesehatan, dan tidak merokok).
MGRS menghasilkan standar pertumbuhan normal (perspektif), berbeda dengan yang hanya deskriptif. Adapun manfaat dari standar pertumbuhan baru yaitu:
1. Standar baru menetapkan bayi yang disusui sebagai model pertumbuhan dan perkembangan bayi normal. Hasilnya kebijakan kesehatan dan dukungan politik untuk menyusui harus diperkuat.
2. Standar baru lebih dini dan sensitif untuk mengindentifikasi anak pendek dan anak gemuk/sangat gemuk.
3. Standar baru IMT (Indeks Masa Tubuh) sangat berguna untuk mengukur peningkatan kejadian sangat gemuk.
Adapun penerapan standar pertumbuhan baru (WHO 2005) ini salah satunya diterapkan pada KMS baru,yang telah dirancang ulang untuk anak Indonesia yang dibedakan menurut jenis kelamin, dicamtumkan 12 tahapan perkembangan motorik.
16 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar