Pages

25 September 2009

Peresmian Teater Nyamuk Sebagai Ikon Wisata Ilmiah

Keberadaan Teater Nyamuk adalah upaya pendekatan kepada masyarakat untuk mempermudah akses hasil penelitian Badan Litbangkes sehingga berdaya guna dan berhasil guna, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes), Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SH, Msi, Sp. F(K).
Hal itu disampaikan dalam acara peresmian Mosquito Teather (Teater Nyamuk) di Desa Babakan, Kec. Pangandaran, Kab. Ciamis Jawa Barat tgl. 19 Agustus 2009.
Teater Nyamuk merupakan ikon wisata ilmiah dengan kegiatan yang mengintegrasikan pembelajaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni bidang kesehatan dengan kegiatan pariwisata, tambah Prof. Agus Purwadianto.

Menurut Prof. Agus Purwadianto, kejadian penyakit yang ditularkan nyamuk di Indonesia masih tinggi. Bahkan beberapa nyamuk telah resisten terhadap insektisida dan beberapa jenis virus serta kuman penyebab penyakit juga resisten terhadap pengobatan. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah sudah mengembangkan vaksin dan obat-obatan untuk mengatasi penyakit tersebut.

Sebagai pendukung wisata ilmiah, gedung berkonsep minimalis dengan nuansa perpaduan hijau, merah dan oranye ini dilengkapi fasilitas sesuai kegiatan yang dilakukan di gedung tersebut.
Fasilitas itu terdiri dari gedung sinema berukuran 9x8 meter dengan kapasitas 120 orang, ruang multimedia yang berfungsi untuk proses editing dan dubbing, pusat pelayanan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan informasi, penjualan tiket serta penjualan souvenir dan museum sebagai tempat penyimpanan koleksi dan dokumen.

Teater ini merupakan museum nyamuk pertama di Indonesia, dihiasi replikasi nyamuk ukuran besar pada dinding utamanya. Ada enam genus koleksi nyamuk yang dimiliki museum ini yaitu : Aedes, Culex, Anopheles, Mansonia, Armigeres dan Toxor. Masing-masing genus terdiri dari spesimen stadium telur, larva, pupa dan nyamuk.

Teater yang dibangun dengan dana APBN Departemen Kesehatan didukung penuh pengembangan dan pemanfaatannya sebagai ikon wisata ilmiah oleh Pemda Kab. Ciamis dan Pemda Provinsi Jawa Barat . Sinergi antar sektor menjadi ciri nyata dalam ikon wisata ilmiah ini, khususnya sektor kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan ekonomi, ujar Sugianto, Msc.PH, Kepala Loka Litbang P2B2 Ciamis.

Rangkaian kegiatan peresmian mengambil tema “Mari Kenali Nyamuk Agar Terhindar dari Penyakit”, diharapkan masyarakat mengenal lebih dekat tentang nyamuk terutama bionomik/perilaku hidup nyamuk dan berperilaku hidup bersih sehat supaya terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti malaria, DBD, chikunguya, dan filariasis, tambah Sugianto.

Indonesia merupakan salah satu negara yang masih terjadi transmisi malaria (berisiko Malaria/Risk-Malaria), dimana pada tahun 2006 terdapat sekitar 2 juta kasus malaria klinis, sedangkan tahun 2007 menjadi 1,75 juta kasus. Jumlah penderita positif malaria (hasil pemeriksaan mikroskop positif terdapat kuman malaria) tahun 2006 sekitar 350 ribu kasus, dan pada tahun 2007 sekitar 311 ribu kasus.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail
puskom.publik@yahoo.co.id

15 September 2009

Badan POM RI luncurkan Laboratorium Keliling

Jakarta, 7 September 2009 – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pagi ini meluncurkan delapan unit laboratorium keliling (mobile lab) di Jakarta guna terus meningkatkan pengawasan dan pengamanan obat dan makanan yang beredar di masyarakat.
“Selama ini BPOM secara proaktif melakukan pengawasan dan sampling makanan dan bahan makanan yang dijual di masyarakat untuk diuji keamanannya di lab kami. Tapi lagi-lagi karena berbagai hambatan seperti jarak dan kemacetan, aktivitas ini sering kali memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup tinggi. Dengan unit laboratorium keliling ini, kami bisa melakukan tes laboratorium dan mendapatkan hasilnya di tempat,” kata Kepala BPOM Husniah Rubiana.

Untuk tahap pertama, delapan unit laboratorium keliling ini akan disebar di Jakarta. Delapan unit Laboratorium Keliing BPOM tersebut juga sudah diberikan warna dan logo BPOM yang khas agar masyarakat bisa langsung mengenali.
Unit laboratorium keliling ini justru bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti para penjual makanan dan obat di pasar tradisional. Justru sebaliknya kami berharap masyarakat bisa semakin nyaman dan tenang mengkonsumsi makanan bila sudah melihat kehadiran mobil BPOM di situ karena berarti makanan dan obat yang dijual sudah layak saji dan layak konsumsi,” kata Husniah menambahkan.
Kehadiran Unit laboratorium keliling BPOM juga sangat relevan menyambut Hari Raya Idul Fitri dimana volume dan frekuensi belanja bahan makanan akan meningkat tajam. BPOM akan melakukan sosialisasi ke masyarakat khususnya para pedagang dan pembeli bahan makanan di pasar-pasar tradisional mengenai fungsi dan cara penggunaan unit laboratorium keliling ini. Yang pasti, unit laboratorium keliling BPOM ini dilengkapi dengan peralatan yang mendeteksi bahan bahan berbahaya di dalam makanan maupun kosmetik dan obat palsu.
Struktur dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering kali membeli obat dan makanan, atau bahkan mencampur obat dan makanan untuk meningkatkan rasa atau memodifikasi rupanya menjadi lebih menarik justru menjadi risiko tersendiri bagi penjual dan pembeli obat dan makanan di pasar-pasar tradisional di seluruh Indonesia. Namun karena sudah menjadi bagian struktur sosial masyarakat, BPOM terus mencari jalan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan agar masyarakat semakin nyaman dan tenang berbelanja di manapun di seluruh Indonesia.
“Ini adalah bagian dari fungsi pelayanan BPOM kepada masyarakat yang memang tidak mudah dan tidak murah untuk dilakukan dengan struktur geografis, demografis dan sosial masyarkat Indonesia. Namun tetap harus dicarikan solusinya secara kreatif.

11 September 2009

Pelayanan Kesehatan Dalam Rngka Idul Fitri 1430 H


Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka Idul Fitri 1430 H, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung memberikan pelayanan Kesehatan di beberapa Pos Simpatik. Hal ini terlaksana bekerjasama dengan Lintas Sektor terkait.
Pos Simpatik tersebut terletak di Terminal Rajabasa, Hajimena dan Pasir Putih, yang masing-masing Pos dilengkapi dengan Tenaga Kesehatan dan Ambulance.
Pos Simpatik tersebut dibuka 24 jam sehari selama 16 Hari (H-7 s/d H+7) yang dimulai pada hari ini (14 September 2009). Sedangkan untuk masing-masing Kabupaten/Kota lokasi Pos Simpatik berkoordinasi dengan Masing-masing Polres.
Antisipasi kemungkinan transmisi virus H1N1/H5N1 Dinas Kesehatan Provinsi Lampung telah mendistribusikan sebanyak 12 box @2.000 buah masker (Pelabuhan Bakauheni, Bandara Radin Inten, dan stock di Kabupaten Lampung Selatan), melalui KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Panjang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan.
 

Blogger news

Blogroll

Website counter

About

 

Welcome In DINKES PROVINSI LAMPUNG

Login

Disamping ini adalah contoh Sliding Login menggunakan JQuery. Login Form Disamping hanya Contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB, Karena Blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!

Loading...